Mengenai Saya

Minggu, 27 November 2011

Antusiasme Warga Medokan dalam Membersihkan Lingkungan


Pada pertengahan oktober kemaren, tepatnya hari Minggu (16/10/2011), warga Medokan Semampir, Kec. Sukolilo, Surabaya melaksankan kerja bakti dalam rangka Persiapan Lomba RW Bebas Jentik. Kerja bakti yang dimulai jam 06:00 pagi merupakan salahsatu program dari Kelurahan Medokan Semampir. Program yang dipandu oleh Seksi Kebersihan dan Lingkungan Hidup RW II ini bisa dibilang unik. Karena di samping sebagai bentuk kepedulian masyarakat terhadap lingkungan, kerja bakti ini juga dikemas dalam bentuk kompetisi. Di dalamnya dilakukan penilaian yang nantinya akan diambil juara pada tiap RT.
Warga Medokan Semampir sangat antusias dengan kerja bakti ini. Betapa tidak, meski bergelut dengan lumpur selokan karena lebih dikhususkan pada kebersihan saluran air, mereka tetap semangat. Antusiasme warga Medokan dalam membersihkan lingkungan setidaknya perlu dijadikan “referensi” bagi masyarakat umum. Sebab, pembersihan lingkungan yang dilakukan pada musim pancaroba sekarang ini merupakan langkah antisipatif menyikapi datangnya musim hujan yang rawan terjadi banjir.
 Meski kerja bakti ini adalah langkah sederhana, namun setidaknya apa yang dilakukan warga medokan merupakan bagian dari upaya membendung bahaya yang sewaktu-waktu akan menerjang kota Surabaya. Di samping itu, dengan adanya kegiatan kerja bakti yang dikemas dalam bentuk lomba ini juga dapat menjadi bahan perenungan tentang pentingnya menjaga kelestarian sosial, terutama dalam konteks masyarakat patembayan di kota Surabaya.
Ada beberapa hal yang dapat dijadikan renungan dalam kegiatan kerja bakti ini. Pertama, membersihkan lingkungan merupakan salah satu bentuk pencerahan batin dalam dimensi vertikal. Hadits annadhafathu min al-iman (kebersihan adalah sebagian dari iman) begitu tampak ketika dalam keseharian masyarakat sudah terbangun mental bersih. Sehingga hadits tersebut tidak hanya berhenti sekedar jargon, melainkan dapat diaktualisasikan esensinya.
Kedua, memperkuat ikatan sosial dalam dimensi horizontal. Spirit kerja sama adalah bagian terpenting yang ditunjukkan oleh warga Medokan. Hal ini tak lepas dari motivasi Lurah Medokan--sebagai segmen penting, yang mendorong warga dengan cara mengadakan lomba, untuk lebih memperhatikan lingkungan. Inisiatif ini harus terus dilakukan dan dikembangkan. Bahkan bila perlu pemda harus mengagendakan lomba ini di seluruh pelosok Surabaya.
Ketiga, langkah peduli lingkungan melalui kerja bakti ini dapat dijadikan spirit untuk mengimbangi besarnya volume polusi, baik polusi yang diakibatkan oleh pabrik-pabrik maupun kendaraan yang kian membanjir, sehingga untuk menyiasatinya warga mengmbil inisiatif kerja bakti yang, bila perlu, dapat dibarengi dengan gerakan penghijauan semisal menanm pohon.
            Terlepas dari tiga hal di atas, masyarakat Indonesia secara umum harus lebih menyadari pentingnya menjaga lingkungan, seperti mengurangi penggunaan kendaraan bermotor kecuali dalam keadaan perlu dan membuah sampah pada tempatnya. Gerakan peduli lingkungan harus terus dilakukan demi mewujudkan Indonesia yang asri dan jauh dari bencana. Seperti yang dilakukan oleh warga Medokan Semampir Surabaya. Wallahu a’lam.