Mengenai Saya

Selasa, 19 September 2017

Tujuhbelasan



Seperti reruntuhan bangunan menimpa tubuh ringkih. Segala cerita, kenangan dan darah juang berputar-putar bagai partikel di sekitar, atau kadang sekadar membikin radang. Tak punya daya untuk lanjutkan, berhenti pun rasanya enggan. Harapan, pesimistis, melankolis, campuraduk, membuka lembaran lama di mana semua kenyataan sekarang belum di benak.
"You go, giving up your home. Go, leaving all you've known," kata Chester dalam Not Alone-nya: menggertak untuk segera memutuskan; bertahan, atau mati dalam kubangan masa lampau!; Mengulang sebuah masa di mana kepala menjadi kaki, atau menginjak-injak mimpi dan menguburnya seperti sampah! 
Semua hanya tentang belenggu keterbatasan. Dan perasaan tak enak hati yang berlebihan. Sebab tak tahu sampai kapan selalu merepotkan. Ah, ini hanya segelintir cerita orang-orang terjajah. Kolonialisme batin, dan ketakberdayaan!
Sementara itu, di sudut-sudut kota dan di gang-gang pemukiman warga terdengar teriakan: 72 Tahun Indonesia Merdeka!, Jayalah Indonesiaku!, Dan semacamnya, tetapi televisi tetap berteriak tentang kebohongan. Sama sekali tak esensial!

#seharimenjelangtujuhbelasan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar