Semuanya karena aku merasa kesepian. Seperti pagi ditikam mentari.
Kesejukan itu telah berubah panas, membara, satu-persatu berguguran.
Membasahi tanah yang kini berubah jalan-jalan tol dan gedung-gedung
metropolis. Tak punya perasaan.
Semuanya karena aku merasa kesepian. Seperti bunga layu diracun sang
waktu. Tak berdaya. Kelam. Seakan semuanya suram. Tak punya masa depan.
Bahkan asa itu kini tertutup kabut hitam pekat. Hanya menyisakan
lolongan. Namun tak ada seorangpun mendengar.
Semuanya karena aku merasa kesepian. Langkah kaki perlahan menjauhi
kehidupan. Mencari titik terang. Kadang terpeleset dan terjerembab pada
jurang gelap. Mataku pun kedap. Hanya ada beberapa mata yang
mengolok-olok. Merobek ketenangan.
Semuanya karena aku merasa kesepian. Berharap hujan akan menghapus
tangisan malam. Hingga menyelami mimpi-mimpi orang yang rindu keadilan
dan kebahagiaan. Bukan lagi langkah kosong dari ambisi kekuasaan dan
kerakusan.
Semuanya karena aku merasa kesepian. Merindukan kasih sayang, cinta,
dan kedamaian. Dalam kesejukannya, keindahannya. Bersamamu. Kekasihku.
Manisku. Di sini. Di malam ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar